BOYANG TO MANDAR

Rp0.00

Boyang adalah rumah tradisional yang masih banyak digunakan oleh masyarakat Mandar, yang kini bernama Sulawesi Barat. Boyang biasa juga disebut Sapo oleh orang dari Mandar Mamuju, Banua dari Pitu Ulunna Salu serta Sao, dan Bassuli bagi masyarakat yang ada di pegunungan dan pelosok terpencil. Orang Mandar yang rata-rata membangun Boyang Mekke’de dengan ramuan menggunakan kayu dan tumbuhan alam lainnya, namun sekarang ini sejak Indonesia merdeka maka ada dua jenis boyang yang dibangun oleh masyarakat Mandar, yaitu boyang aju (rumah kayu), boyang batu (rumah batu) dan ada pula yang semi permanen (bahan batu dan kayu) yang keduanya berbentuk Boyang mekke’de (rumah panggung). Sejak beberapa tahun terakhir ini, boyang aju sudah mulai ditinggalkan dan digantikan dengan rumah-rumah dari yang menggunakan batu bata.

 

Penulis: H. Ahmad Asdy
Editor: Dr. Anwar Sewang, M.Ag, H. S. Tamzil Alqadri, S.Sos., M.Pd,

Pembantu Penulis
Hj. Wahdia, S.Pd., M.Pd
Sartika
Adelia, S.Farm

Category:

Description

Wilayah Mandar yang dahulu terdiri dari Binanga Karaeng di Selatan dan Lalombi di utara yang sekarang ini telah menjadi sebuah Provinsi dengan batas hanya terdiri dari Paku Sampai Suremana yang merupakan salah satu Provinsi dalam bingkai NKRI yang letaknya sangat strategis karena berada digaris khatulistiwa. Ditetapkan pada tanggal 22 September 2004 dengan UU no: 26 tahun 2004. Sebelumnya Sulawesi Barat merupakan bagian dari wilayah Provinsi Sulawesi Selatan yang kemudian dimekarkan dan menjadi jalur lalu lintas ekonomi antara Sulawesi dan Kalimantan yang menjadi urat nadi perokonomian di Tanah air.

Jauh sebelum terbentuknya provinsi Sulawesi Barat, nama Mandar telah dikenal luas oleh para pedagang Eropa, sejak kedatangan mereka dipesisir selatan Sulawesi yaitu sebelum berdirinya kerajaan-kerajaan di Mandar Nama Mandar telah menjadi salah satu mata rantai pelabuhan-pelabuhan penting dalam peta pelayaran pertama Portugis dan Belanda yang melakukan perdagangan rempah-rempah.

Sudah sejak lama Mandar merupakan pelabuhan yang penting dan memiliki berbagai jenis perahu niaga dan orang
Mandar juga dikenal sebagai perantau dan pelaut ulung yang sangat berani menentang badai karena bermodalkan akan Paissangan mosasi (pengetahuan kelautan) yang didasari dengan kepercayaan dari Ritual dan Mistik yang menjadi semangat untuk pantang menyerah. dan orang Mandar juga terkenal sebagai perantau yang pantang pulang sebelum berhasil
karena bermodalkan Siri’ anna lokko.

Penulis: H. Ahmad Asdy
Editor: Dr. Anwar Sewang, M.Ag, H. S. Tamzil Alqadri, S.Sos., M.Pd,

Pembantu Penulis
Hj. Wahdia, S.Pd., M.Pd
Sartika
Adelia, S.Farm